Profil Sekolah
Link Penting
Pengumuman Penting
Kamis, 24 Januari 2013
Pemerintah Naikkan Bobot Soal UN 2013
Ujian Nasional (UN) sampai saat ini masih menjadi isu menarik untuk diperbincangkan. Karena, begitu banyak fenomena unik dan menggelitik terjadi bersamaan dengan digelarnya UN. Fenomena itu sebagian besar berupa upaya dari pihak-pihak terkait yang bermuara agar siswa dapat lulus 100%. Walaupun terkadang mengingkari hati nurani. Fenomena menarik itu sudah mulai muncul pada UN 2013, walaupun penyelenggaraannya masih beberapa bulan lagi.
Masih terngiang dalam ingatan, tentang perubahan UN 2013 yang bakal menerapkan 20 paket soal di setiap ruangan. Artinya, setiap siswa mendapatkan soal berbeda. Lalu, muncul wacana menyelenggarakan UN 2013 tanpa pengawas. Dasar pemikirannya, kehadiran pengawas membuat suasana kejiwaan siswa dalam mengerjakan soal tidak tenang. Sehingga, pengawasan cukup dilakukan dari jarak jauh. Dan, yang terkini muncul lagi wacana yang cukup menggerahkan hati suasana pihak-pihak yang berkepentingan dengan UN, terutama para siswa. Wacana itu adalah rencana meningkatkan standar kelulusan UN 2013 menjadi 6,0.
Peningkatan standar kelulusan UN dari 5,5 menjadi 6,0 memang merupakan upaya yang logis dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Fenomena ini merupakan tantangan tersendiri kepada stakeholders pendidikan. Tantangan pertama dan utama dihadapi oleh pihak sekolah dan terutama siswa, yaitu agar dapat menembus standar kelulusan itu. Pihak sekolah dan terutama siswa dituntut untuk meningkatkan persiapan diri lebih baik. Persiapan harus dilakukan sungguh-sungguh dan jauh dari unsur paksaan. Karena, terdapat sinyalemen bahwa saat ini telah terjadi degradasi motivasi belaja di kalangan siswa. Kondisi ini, memunculkan tantangan lain, yaitu upaya menyusun strategi jitu agar dapat lulus dalam UN. Terkadang strategi yang direncanakan tidak fair dan menghalalkan segala cara. Jika itu terjadi, maka fenomena ini sesungguhnya telah meracuni moral dan kepribadian peserta didik.
Namun, pihak kementerian Pendidikan dan Kebudayaan punya alternatif lain, yaitu standar nilainya tetap 5,5 tetapi derajat kesulitan soal ditingkatkan. Pada tahun 2012 proporsi tingkat kesulitan soal adalah 10 persen mudah, 80 persen sedang, dan 10 persen sukar. Formulasi pada tahun 2013 kemungkinan menjadi 10 persen mudah, 70 persen sedang, dan 20 persen sukar. Walau proporsi ini belum final, tetapi patut diduga bahwa penyelenggaraan UN 2013 akan lebih memberatkan siswa. Karena, setiap perubahan niscaya memerlukan adaptasi. Dan adaptasi inilah yang akhirnya menimbulkan tindakan tidak fair dari kalangan yang ingin mendapatkan hasil memuaskan, tetapi dengan kerja yang tidak berat. Maklum itu adalah sifat manusia yang pragmatis dan opurtunis.
Untuk penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2013 nanti, ternyata pemerintah telah menetapkan bahwa batas nilai minimum kelulusan bagi para siswa ditargetkan tetap pada angka 5,5. Namun meski batas nilai minimum kelulusan tidak diubah, bobot soal rencananya yang akan diubah. Dalam hal ini tingkat kesulitan soal dinaikkan. Artinya, aka nada beban tambahan bagi siswa dan guru untuk meningkatkan kesiapan siswa menghadapi UN.
Apapun rencana pemerintah, maka semestinya stakeholders pendidikan harus menyatakan siap. Kesiapan hendaknya dipertanggungjawabkan dengan sungguh-sungguh. Guru sebagai garda terdepan sudah saatnya menunjukkan kemampuannya dalam membimbing dan melayani siswa demi kesuksesan. Oleh karena itu, hendaknya pemerintah, terutama pemerintah daerah jangan mengghancurkan semangat para guru dengan melakukan penekanan-penekanan. Penekanan yang paling kentara adalah ancaman mutasi, akibat berbeda pendapat dan pilihan. Karena begitu isu mutasi mendera, maka suasana menjadi tidak nyaman dan kinerja dipastikan menurun. Jadi, semua pihak harus bersinergi mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga.
sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/14/bobot-soal-un-2013-ditingkatkan-501642.html
Label:
UNAS
|
0
komentar
Tips Menghadapi Ujian Nasional
“Ujian Nasional” kata-kata ini menjadi suatu momok yang menakutkan bagi banyak pihak, baik dari pemerintah, guru, orang tua dan tentu saja bagi siswa itu sendiri yang akan menjalani tes Ujian Nasional. Maksud dan tujuan Ujian Nasional adalah untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dibidang kognitif siswa selama belajar dengan standar nasional.
Menjelang Ujian Nasional, berbagai persiapan harus dilakukan oleh para siswa kelas akhir dari berbagai tingkatan mulai tingkat SD/MI ( Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah ), SLTP/MTs ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah ) dan juga SLTA / MA ( Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Madrasah Aliyah ). Persiapan yang harus dilakukan mulai mental, kesehatan dan kemampuan otak agar dalam pelaksanaan Ujian Nasional nanti bisa berhasil secara maksimal sesuai dengan diharapkan.
Berikut Tips Menghadapi Ujian Nasional
- Persiapan Awal yang Matang
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian. - Tetap Tenang dan percaya diri
Yakinkan pada diri kamu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik. Karena percaya diri merupakan poin penting dari salah satu kesiapan dalam ujian nasional. Tanpa adanya kepercayaan diri terkadang otak kita bisa blank hilang konsentrasi. Caranya bisa dengan duduk yang tenang, santai, rileks. - Baca, Cermati lalu Pahami baru mengerjakan soal
Tips Menghadapi Ujian Nasional yang ini sangat penting, Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban. - Hati-hari dalam mengisi Lembar Jawaban Komputer (LJK)
Dalam mengisi Lembar Jawab Komputer (LJK) sebaiknya hati-hati, jangan sampai basah, terlipat dan selalu menjaga LJK dari minyak, jika hal ini terjadi yang ditakutkan adalah tidak mesin scanner tidak dapat mendeteksi jawaban anda. Tentunya hal ini sangat fatal. - Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.|
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas. - Awali dan Akhiri dengan berdoa
Sebelum kita mulai mengerjakan dan sesudah mengerjakan jangan lupa berdoa kepada Tuhan agar diberikan hasil yang baik. Kita hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan. Tuhan senantiasa akan melihat kesungguhan usaha kita. Tuhan pun akan melihat kesungguhan hambaNya untuk melakukan suatu usaha jika hambaNya mengiringi usahanya tersebut dengan berdoa.
sumber: http://belajarpsikologi.com/tips-menghadapi-ujian-nasional/
Label:
Cara Belajar,
UNAS
|
0
komentar
Kunjungan Studi SMA Insan Madani di FE Unpad
Fakultas Ekonomi, hingga saat ini masih menjadi salah satu fakultas yang banyak diminati oleh para lulusan SMA. Berdasarkan jumlah peminat pada beberapa ujian seleksi masuk perguruan tinggi, nilai kompetisi untuk masuk ke jurusan ini sangat tinggi. Tak heran bila banyak pelajar SMA yang ingin mengetahui seluk beluk fakultas ini.
Hal inilah yang menjadi tujuan para pelajar dari SMA Insan Madani Aceh mengunjungi Fakultas Ekonomi Unpad. Sekolah asrama binaan PT Kaltim Industrial Estate ini diterima oleh Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi (FE) Unpad Dr. H. Sulaeman Rachman Nidar, SE., dan jajarannya di Gedung A Lantai 2 Fakultas Ekonomi Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (5/08).
Dr. Sulaeman memaparkan mengenai seluk beluk Unpad, khususnya FE Unpad. Pada pemaparannya tersebut, dijelaskan bahwa Unpad memiliki 16 fakultas yang bertempat di Bandung dan Jatinangor. “Kampus FE adalah salah satu kampus yang terletak di Bandung,” jelasnya.
Dijelaskan pula bahwa FE Unpad memiliki tiga jurusan, yaitu Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi dan Studi Pembangunan. ketiga jurusan tersebut terdapat pada berbagai jenjang, yaitu, D-III, S-1, S-2 dan S-3. “Dulu FE memiliki program ekstensi, tapi kemudian ditiadakan, dengan maksud untuk meluruskan pengertian bahwa bagi lulusan D-III bukan melanjutkan ke ekstensi untuk mendapat gelar sarjana, tapi seharusnya ke D-IV,” jelas Dr. Sulaeman.
Ia juga menjelaskan kepada para pelajar kelas XI dan XII SMA Insan Madani tersebut bahwa pola belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dengan pola belajar di SMA. “Di perguruan tinggi, mahasiswa harus bisa mengatur dirinya sendiri. Tidak seperti di sekolah yang masih diatur oleh guru di sekolah. Bila tidak bisa mengatur diri dengan baik, tidak jarang ada mahasiswa yang mendapat IPK yang rendah atau lulus tidak tepat waktu,” jelas Dr. Sulaeman.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan (ESP) FE, Dr. Kodrat Wibowo, SE., menjelaskan bahwa di jurusannya saat ini mahasiswa aktif yang tercatat sekira 700-an dari angkatan 2002 hingga 2008. “Di jurusan kami, para dosen mengarahkan para mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Khusus jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan, jurusan ini terfokus pada masalah kebijakan pembangunan. Walaupun demikian, banyak diantara lulusan jurusan ini yang malah bekerja di bank daripada di pemerintahan seperti di Bappenas, Bappeda, dan sebagainya,” jelas Dr. Kodrat.
Ketua Jurusan Akuntansi FE Unpad, Syaiful Rachman Soenaria, SE, MT.,Ak., yang hadir saat itu juga memberi penjelasan mengenai seluk beluk Jurusan Akuntansi FE Unpad. “Lulusan akuntansi merupakan lulusan yang paling cepat mendapat pekerjaan. Berdasarkan data, jurusan akuntasi memiliki masa tunggu lulusan untuk diterima bekerja selama satu bulan, dibandingkan dengan jurusan lain di FE,” jelas Syaiful.
Diakhir pertemuan, Dr. Sulaeman menegaskan bahwa FE Unpad ingin menghasilkan para lulusan yang tidak saja memiliki pengetahuan yang baik, tapi juga akhlak yang baik. “Kita ingin mahasiswa dibekali hard skill dan soft skill yang baik. Tapi tidak hanya itu, mahasiswa juga harus memiliki emotional skill yang baik,” jelasnya. (eh)*
sumber: http://news.unpad.ac.id/?p=12127
Label:
Kegiatan Sekolah,
Kujungan Studi
|
0
komentar
MOS Titik Awal Siswa untuk Mengembangkan Diri
Tahun ajaran baru telah tiba. Berbondong - bondong ratusan siswa baik SD, SMP dan SMA sederajat yang telah lulus dan hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya beramai - ramai mendatangi sekolah favoritenya untuk mendaftarkan diri. Pihak sekolah tentu saja kebanjiran ‘rejeki’ tahunan ini. Selain sekolah akan menerima peserta didik baru, sekolah pun akan terbantu secara materil guna menjalankan kegiatan belajar-mengajar yang sesuai dengan nilai - nilai. Pada umumnya, ketika datangnya tahun ajaran baru ini, dengan suasana yang juga baru bagi seluruh peserta didik baru akan diawali dengan kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang dilaksanakan oleh masing - masing sekolah sebagai salah satu pendidikan wiyata mandala dan proses sosialisasi siswa baru terhadap lingkungan sekolah.
Biasanya, kegiatan ini dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan berbagai bentuk kegiatan dalam jangka waktu sekitar 3 - 5 hari. Kegiatan ini perlu dilakukan karena banyak dari siswa yang pada saat memilih untuk mendaftar ke sekolah barunya, sangat bergantung pada orang tua yang sangat memperhatikan karakter sekolah masing - masing untuk mewujudkan visinya sebagai orang tua dalam mendidik anak. Di Indonesia pada saat ini, sekolah - sekolah sendiri terdiri dari banyak karakteristik. Ada yang sifatnya umum, agamis, skill kerja, pesantren, dan modern bahkan internasional. Hal inilah yang menyebabkan orang tua menjadikan sekolah sebagai tumpuan guna mendidik anaknya sesuai dengan yang diharapkan.
Dan harapan ini lah yang semestinya mampu dijawab setiap sekolah dengan baik. Salah satu caranya dengan menghadirkan sikap demokratis dan pendekatan afeksi melalui kegiatan MOS. MOS dinilai sangat penting, karena berpengaruh terhadap orientasi atau tujuan siswa baru saat mengenyam pendidikan di sekolah. Dan saat proses itu berlangsung, perlu adanya kesesuaian antara pihak sekolah dengan keinginan siswa. Apalagi jika siswa tersebut masih dikategorikan sebagai anak - anak yang notaben nya belum dapat beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan baru. Kesesuaian antara siswa dan pihak sekolah, berkaitan dengan kesuksesan kegiatan belajar-mengajar (KBM) terdapat pada pengetahuan siswa terhadap visi dan misi sekolah, profil sekolah, lingkungan sekolah, kakak kelas, dan teman - teman baru mereka.
Pendekatan yang dilakukan pun alangkah baiknya dilakukan secara demokratis dan afektif. Maksudnya, pihak sekolah mampu berdialog dengan keinginan dan harapan siswa agar tumbuh kesepahaman dalam proses KBM. Secara afektif dimaksudkan agar siswa mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap sekolahnya, dan secara emosional mampu berinteraksi dengan baik dengan lingkungan barunya sehingga tercipta suasana yang harmonis guna pertumbuhan mental anak. Namun, sering disayangkan diawal sekolahnya, saat kegiatan MOS berlangsung sering kali siswa baru mendapat tekanan dari kakak - kakak kelasnya secara emosional dan di sengaja dengan maksud yang tidak jelas dan menjadi salah satu konsep acara turun menurun disekolah. Biasanya, hal tersebut ditunjukan dengan mengomeli siswa baru, menggertak, menghukum, bahkan terkadang terkesan membuat mental anak jatuh.
Memang hal tersebut dapat menumbuhkan kepatuhan dan penekanan terhadap siswa akan kedisiplinan, namun jika hal itu tidak dilakukan dengan cara dan tujuan yang baik dan benar, atau bahkan terkesan pembalasan dendam dan budaya turun temurun, tentu hal itu telah menjadi budaya yang buruk disekolah. Dan tidak menutup kemungkinan menjadikan sekolah menjadi ajang perseturuan antar murid dan membuat sekolah menjadi tempat yang tidak nyaman, meskipun tidak semua sekolah menerapkan sistem ini, namun hal ini mulai terlihat menonjol sebagai suatu fenomena sosial di lingkungan pendidikan. Tanggung jawab ini sepenuhnya berada di tangan pihak sekolah. Sekolah seharusnya mampu memberikan pendidikan yang terbaik sesuai dengan visi dan misi yang dimilikinya. Memberikan pengarahan, pembinaan, dan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang terjadi disekolah terutama berkaitan dengan pembentukan karakter siswa nya sebagai ‘jantung’ dari kehidupan pendidikan disekolah.
Dengan demikian, tahun ajaran baru ini diharapkan menjadikan sekolah mampu secara dewasa meninjau ulang setiap kegiatan kesiswaannya, terutama saat memberikan orientasi kepada peserta didik baru dengan berbagai kegiatan dan metodenya. Masa orientasi tidak seharusnya menjadi ajang ‘main - main’ oleh siswa sebagai salah satu budaya turun - temurun didunia pendidikan. Sekolah sepantasnya melakukan pendekatan demokratis dan afektif yang baik dan benar kepada siswa guna terbinanya karakter pemudan bangsa yang kuat baik secara karakter maupun mental.
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/17/masa-orientasi-siswa-titik-awal-orientasi-siswa-untuk-mengembangkan-diri-di-sekolah-478423.html
Langganan:
Postingan (Atom)